Minggu, 18 Desember 2011

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

MASAYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI INDONESIA

           Masyarakat perkotaan dan pedesaan yang ada di Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat namun memiliki beberapa perbedaan yaitu masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkan masyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula sebagian kecil yang berstatus pegawai negeri, TNI, POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil. Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominan berpengaruh dan memegang peranan penting sera menjadi tokoh panutan bagi warga setempat san keputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari dan menjadi adat setempat. Rasa persatuan sangat kuat san menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong menolong atau gotong royong dalam segala hal. Alat komunikasi sangat kurang sehingga komunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu bersifat negatif.

Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung berkurang.

Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan, penduduknya padat dan bersifat heterogen, norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat, kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.

Masyarakat desa memiliki ciri-ciri jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen, kontrol sosial masih tinggi sifat gotong royong masih kuat dan sifat kekeluargaannya masih ada.

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur mayur, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang sudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran.
Beberapa tahun belakangan ini, terjalin hubungan timbal balik antara masyarakat pedesaan dan perkotaan yang ada di Indonesia. Misalnya saja, terjadinya urbanisasi yaitu berpindahnya masyarakat desa ke kota Jakarta untuk mengadu nasib dan mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan yang ada di desa. Dan masyarakat kota yang mungkin pergi ke desa untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga karena suasana di desa yang asri dan nyaman, dan dengan adanya masyarakat kota berkunjung ke desa dapat menopang penghasilan masyarakat desa yang berjualan oleh-oleh khas daerah tersebut.
Namun dalam hal simbiosis mutualisme antara masayarakat desa dan kota ini juga terdapat dampak yang buruk seperti pertumbuhan penduduk indonesia yang tinggi dan hal ini tidak diikuti dengan kecepatan yang sebanding dengan perkembangan industrialisasi. Masalah ini akhirnya menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi berlebih. Adanya urbanisasi yang berlebih ini telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu meningkatnya angka kemiskinan sehingga pemukiman kumuhnya juga meningkat, peningkatan urban crime dan masih banyak masalah lain. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya yakni berkurangnya sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak mengalami perkembangan yang nyata.
 
Urbanisasi dipicu adanya perbedaan pertumbuhan atau ketidakmerataan fasilitas pembangunan, khususnya antara daerah pedesaan dan perkotaan. Akibatnya, wilayah perkotaan menjadi magnet menarik bagi kaum urban untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian, urbanisasi sejatinya merupakan suatu proses perubahan yang wajar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk atau masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar